Tips agar Hasil Sablon Rubber Tahan Lama dan tidak Pecah, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Hasil sablon rubber pecah-pecah, retak dan tidak sesuai ekspektasi bisa menjadi masalah tersendiri dalam proses pembuatan kaos.  Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil sablon pecah atau retak, oleh karena itu harus diantisipasi sebelum proses penyablonan dilakukan.  Berikut ini adalah beberapa tips agar hasil sablon rubber tahan lama dan tidak pecah.

Sebelum membahas bagaimana tips agar hasil sablon rubber awet dan tidak pecah, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu faktor-faktor yang menyebabkan hasil sablon pecah.  

Penyebab pertama bisa dikarenakan terlalu banyak campuran pigment atau pewarna pada tinta.  Perlu diketahui bahwa pigment yang terlalu banyak justru akan melemahkan ikatan senyawa pigment tersebut terhadap tinta.  Meskipun tidak ada takaran pasti, namun usahakan untuk menggunakan pigment maksimal 10% dari jumlah tinta yang akan digunakan.

Pigment yang terbuat dari cairan sudah mengandung air sehingga ketika komposisinya berlebih atau over pigment akan menyebabkan sablon mudah retak, rontok atau pecah-pecah.  Salah satu solusinya adalah dengan mengatur kekentalan tinta pada saat peracikan warna, bisa juga dengan menambahkan binder pegental.

Selain itu,  ada baiknya melakukan simulasi terlebih dahulu pada media yang akan disablon agar hasilnya sesuai harapan.

Penyebab kedua adalah karena tinta yang tidak senyawa.  Hal ini biasa terjadi ketika kita bereksperimen dengan beberapa jenis tinta yang berbeda.  Penumpukan tinta yang tidak senyawa tersebut menyebabkan ikatan pada tinta tidak sempurna sehingga hasil sablon mudah pecah dan rontok.

Penyebab lainnya terletak pada proses finishing yaitu pada proses pemanasannya.  Dalam hal ini proses pemanasan kurang sempurna sehingga hasil sablon tidak tahan lama dan pecah-pecah.  Sebagai langkah antisipasi, berikut adalah tips yang bisa dilakukan:

Yang harus dilakukan dalam proses finishing adalah menggunakan hot press untuk sablon waterbased atau curing untuk sablon plastisol.  Untuk mendapatkan hasil sablon yang berkualitas, lama dan suhu press harus sesuai dengan tinta sablonnya. 

Idealnya tinta sablon akan mencapai kondisi matang pada suhu minimal 120o.  Biasanya jika menggunakan hot press waktu yang diperlukan adalah 60 detik dengan suhu 160o atau selama 3 menit dengan suhu 130o.  Secara kualitas, sablon rubber mampu melekat kuat pada bahan kain sehingga tidak mudah luntur.

Lalu bagaimana jika sudah melakukan proses finishing tersebut tetapi hasil sablon tetap pecah?  Ada tiga kemungiknan yang bisa menjadi penyebabnya. 

Yang pertama adalah waktu yang digunakan untuk press di mesin hotpress tidak tepat atau tidak sesuai aturan.  Akibatnya tinta sablon menjadi rontok, pecah atau retak.  Perlu diketahui bahwa setiap merk memiliki aturan dan ketentuan sendiri-sendiri sehingga harus tetap disesuaikan agar hasilnya sesuai harapan.

Yang kedua kemungkinan tinta sablon yang digunakan tidak cocok dengan bahan kain.  Tinta rubber sendiri dikenal sebagai jenis tinta waterbased dengan karakter elastis yang mampu menutup pori kain dan memberikan efek timbul. 

Pada dasarnya sablon rubber cocok untuk diaplikasikan pada bahan cotton combed, cotton carded, cotton bamboo, cotton modal hingga US Pima cotton.  Bahkan untuk bahan dengan campuran serat katun dan polyester seperti TC dan CVC juga bisa diaplikasikan sablon rubber.

Yang ketiga kemungkinan tinta sablon yang digunakan memiliki kualitas yang tidak bagus.  Hal ini akan sangat berpengaruh pada sablon yang dihasilkan.  Tinta rubber yang berkualitas memiliki karakter yang solid dan halus.  Selain itu, tinta rubber yang berkualitas juga mampu melekat kuat dengan kualitas warna yang awet dan tidak mudah retak.